Sabtu, 21 Agustus 2010

Perbedaan Aligator Dan Caiman

 

Baik aligator maupun caiman, keduanya memang termasuk kelompok alligatoridae. Agak sulit memang untuk membedakan keduanya. Memang dari segi ukuran, caiman jauh lebih kecil daripada aligator, tetapi caiman hitam memiliki ukuran dan tampilan mirip dengan aligator. Sangat sedikit sumber yg menulis perbedaan keduanya.

Sisik tebal pada punggung caiman terlihat tidak rata seperti pada aligator (pada beberapa jenis caiman bahkan ada sisik yg keluar dari dalam kulit perut). Warna tubuhnya juga terlihat berbeda. Tapi yang paling simpel, caiman cenderung memiliki gigi lebih mencuat keluar dengan mulut tertutup mereka, dan mata mereka tampaknya berada di tempat yg lebih tinggi pada kepala mereka daripada aligator. 


caiman spectacled (atas) terlihat memiliki gigi yg lebih banyak terlihat dan memiliki mata yg berada lebih di atas dibandingkan aligator amerika (bawah)

Tarian Grouse Saat Musim Kawin

Grouse merupakan burung gemuk dan bulat yang menyerupai ayam, mereka berasal dari Ordo Galliformes. Mereka hidup di hutan, tanah bersemak, dan tundra, tersebar di daerah Eropa Utara, Asia, dan Amerika Utara. Kira-kira ada lebih dari 16 jenis burung grouse yang berbeda, diantaranya adalah sage, ruffed, grose hitam, dan capercaillie. Panjangnya antara 30,5-89 cm dengan tubuh umumnya berwarna cokelat, kelabu, atau hitam.
berbagai jenis grouse
Beberapa jenis grouse terkenal karena kebiasaan unik saat bercumbu. Pada setiap musim semi, di sebuh tempat terbuka, pejantan akan saling memamerkan diri dan bersaing untuk memperebutkan pasangan dengan membentuk sebuah kelompok yang biasa disebut lek. Setiap hari di musim semi itu, burung-burung jantan menggembungkan tubuhnya, mengembangkan sayapnya, lalu menarik perhatian betina dengan melakukan suatu tarian. Burung yang lebih lemah satu per satu akan keluar dari kontes, sedangkan burung yang paling kuat bertahan akan menjadi kelompok dalam lek.
tarian grouse jantan saat musim kawin
Burung betina yang mengawasi mereka kemudian akan kawin dengan pemimpin tersebut. Setelah kawin, burung betina akan membuat sarang di tanah.

Ikan Paling Beracun Di Dunia

Ikan batu atau stone fish (Famili Synanceiidae) hidup di laut tropis berpasir, agak dalam dan penuh bebatuan, mulai dari pesisir timur Afrika hingga timur Papua. Ikan soliter sepanjang 40 cm ini merupakan karnivora, mereka memakan ikan, udang, dan hewan berkulit keras. Tampang seram dengan tubuh "tanpa sisik" (sisik begitu kecil sehingga nampak tak terlihat) dan warna tubuh sesuai dengan warna bebatuan koral menjadikan mereka peniru yang ulung. Berkamuflase dengan lingkungan batu sekitar dan sanggup diam mematung selama berhari-hari sehingga nyaris sulit dikenali. Mereka akan diam, menunggu mangsa mendekat kearahnya. Beberapa spesies diketahui hidup di sungai dan muara.
Dibalik semua itu, ikan batu adalah ikan beracun, dan bahkan dikategorikan ikan paling beracun di dunia. Hal ini dikarenakan kadar racun neurotoxinnya hampir sama dengan bisa seekor ular kobra. Racunnya berasal dari sebuah kelenjar racun yang terdapat pada duri disekitar sirip punggung (sirip dorsal) dan sirip dadanya (sirip pektoral). Tusukan dari duri itu mulanya hanya akan terasa menyengat, namun setelah 24 jam, racun mulai bekerja. Racun bisa menyebabkan kematian bagi orang yang mengidap penyakit jantung, juga trauma berkepanjangan bagi korbannya. Oleh karena itu kehati-hatian sangat diperlukan saat melakukan diving.

Minggu, 15 Agustus 2010

Racun Ikan Scorpion

Ikan scorpion (Famili Scorpaenidae) ini sering disebut juga ikan singa, "ikan api", "ikan kalkun", "ikan bersengat", "naga laut", dan "rascasse terbang". Mereka hidup di perairan tropis dari India hingga Asia Tenggara, termasuk seluruh perairan Indonesia dengan kedalaman 20-50 meter. Ikan sepanjang 30-60 cm ini hidup secara soliter (menyendiri) dan terkadang berkelompok. Mereka merupakan karnivora pemakan ikan kecil, udang, dan kepiting yang aktif pada sore hari.
Tubuh ikan ini delangkapi dengan duri-duri pada kepala, punggung, tubuh samping, dan bagian bawahnya. Duri pada sirip punggung, sirip dubur, dan sirip dadanya berbahaya. Duri-duri ini mampu menyuntikkan racun bagi siapa saja yang menyentuhnya. Racun ini berasal dari kelenjar di dasarnya. Ikan scorpion memiliki sisip dada yang besar terbentang, bak sepasang sayap. Sirip ini tak lain digunakan untuk mengumpulkan dan menaklukkan mangsanya, yaitu segerombolan ikan kecil. setelah mangsa berada di depan mata, ikan scorpion akan mengisapnya kuat-kuat. Racun ikan scorpion ini benar-benar berbahaya. Bahkan bagi manusia, rasa sakit akibat sengatan racun tersebut terasa sangat kuat dan bertahan berjam-jam. Racun it merupakan zat termolabil (bisa hancur oleh panas). Untungnya,ikan scorpion ini tidak terlalu agresif dan kurang lincah sehigga relatif aman jika mengamati dalam jarak dekat, asal tetap waspada.

Minggu, 08 Agustus 2010

Fotosintesis


1. Definisi Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Proses fotosintesis merupakan bagian dari anabolisme (proses penyusunan), sementara manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan respirasi aerob yang tergolong katabolisme (pembongkaran).
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

Jika tumbuhan dalam proses fotosintesisnya menghasilkan zat-zat organik dari zat-zat anorganik, maka kemmpuan hidupnya dapat digolongkan sebagai primat, yaitu yang pertama dalam kehidupan di bumi ini. Sebagai organisme hidup yang sanggup atas dasar usaha hidup sendiri (autrotof). Tumbuhan mendaului kehidupan lain-lainnya, seperti hewan yang kebutuhannya akan zat-zat organik tergantung dari zat-zat anorganik. Semua manifestasi energi di dunia ini, terkecuali hasil dari zat-zat radioaktif dan beberapa zat lainnya dari hasil pertambangan, sebenarnya berasal dari cahaya matahari. Tiap makhluk hidup memerlukan energi, tetapi hanya tumbuhaan yang langsung mempergunakan energi matahari dengan bantuan pigmen klorofil untuk memproduksi makanan sendiri. Itu sebabnya maka fotosintesis adalah dasar utama fisiologi yang errata hubungannya dengan kehidupan.

Energi kimia yang diperlukan dalam fofosintesis berasal dari hasil transformasi energi cahaya. Pada sintesis glukosa dari karbondioksida dan air diperlukan 675 kilokalori. Emisi cahaya muncul dalam bentuk paket gelombang yang berasal dari matahari yang disebut juga foton. Foton atau kuantum cahaya (hv) berarti bagian terkecil dari pancaran elektromaknetik (h adalah konsanta dari Planck dan v adalah frekuensi pancaran). Energy suatu kuantum ini bertambah besar, jika gelombangnya mengecil antara 40-70 kcal. Kesatuan grammolekul foton disebut juga satu Einstein (1 E). sesuai dengan hokum Einstein tentang fotokimia, sesuatu molekuk hanya dapat bereaksi jika ia telah mengabsorpsi 1 foton Beberapa nilai energi dalam gelombang cahaya dapat dilihat pada tabel berikut:


Gelombang
Frekuensi Per
Sek .(V)
Nilai Kuantum Foton (h v) energi
Einstein kcal per mol.
nm
cm
750 (merah)
7,5 x 10-5
4 x 1014
2,6 x 10-12
37,8
650 (merah)
6,5 x 10-5
4,58 x 1014
3 x 10-12
43,48
590 (kuning)
5,9 x 10-5
5,08  x 1014
3,3 x 10-12
48,06
490 (biru)
4,9 x 10-5
6,12 x 1014
4,01 x 10-12
57,88
395 (u.v)
3,95 x 10-5
7,59 x 1014
4,97 x 10-12
71,8

2. Plastida
 
Plastida merupakan organel utama yang hanya ditemukan pada tumbuhan dan alga. Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan terpen yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Plastida juga organel yang meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Plastida dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Plastida merupakan derivat dari proplastid, yang dibentuk pada bagian meristematik tumbuhan. Tergantung pada fungsi dan morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas, leukoplas (termaduk amiloplas dan elaioplas), atau kromopas.

2.1 Plastida pada tumbuhan
Pada tumbuhan, plastida dibedakan kedalam beberapa bentuk, tergantung fungsinya dalam sel. Plastida yang belum teriferensiasi akan berkembang menjadi:
Amiloplas : untuk menyimpan cairan
Kloroplas : untuk fotosintesis
Etioplas : kloroplas yang belum terkena cahaya
Elaioplas : untuk menyimpan lemak
Kromoplas : untuk sintesis dan menyimpan pigmen
Leukoplas : untuk mensistesis monoterpen
Setiap plastid berisi berbagai kopi plastid gen pada lingkar 75-250 kb. Gen plastid berisi kurang lebih 100 gen yang mengkode rRNAs dan tRNAs.

2.2 Kebakaan Plastida
Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae mewarisi plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu induknya.

Tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae mewarisi plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu induknya.

2.3 Asal plastida
Plastida berasal dari endosimbiosis sianobakteri. Pada alga hijau dan tumbuhan disebut kloroplas, rhodoplas pada alga merah dan sianelles. Plastida dibedakan atas pigmennya, namun juga ultrastruktur.

2.4.1                 Leukoplas
Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:
         Amiloplas (untuk menyimpan amilum)
         Elaioplas atau Lipidoplas (untuk menyimpan lemak/minyak).
         Proteoplas (untuk menyimpan protein).

2.4.2                 Kloroplas
 
Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam batang dan sel daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi gula, yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tetumbuhan. 

Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari pembelahan inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Kandungan kimiawi kloroplas adalah protein, fosfolipid, pigmen hijau dan kuning, DNA dan RNA.

2.4.3                 Kromoplas
Kromoplas merupakan plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
                  Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.
                  Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
                  Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.
                  Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.
                  Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.

Kloroplas dan plastida lainnya memiliki membran rangkap. Membran dalam melingkupi matriks yang dinamakan stroma. Membran dalam ini terlipat berpasangan yang disebut lamela. Secara berkala lamella ini membesar sehingga membentuk gelembung pipih terbungkus membran dan dinamakan tilakoid. Struktur ini tersusun dalam tumpukan mirip koin. Tumpikan tilakoid dinamakan granum. Pada tilakoid terdapat unit fotosintesis yang berisi molekul pigmen seperti klorofil a, klorofil b, karoten, xantofil.

3. Fotosintesis Pada Tumbuhan
 
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:

12H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil mengandung organel yang disebut kloroplas. Kloroplas inilah yang menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan. 

4. Proses Fotosintesis
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).

Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.

Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.

Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.

Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.

Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.

Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.


Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).

Faktor penentu laju fotosintesis
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
1.                  Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2.                  Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3.                  Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4.                  Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5.                  Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6.                  Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.