Kamis, 08 Juli 2010

Ikan Gergaji

Ikan gergaji atau sawfish masih termasuk famili ikan pari (famili Pristidae). Mereka memiliki ciri moncong panjang bergigi. Beberapa spesies bisa tumbuh mencapai 7 meter atau 23 kaki, bahkan dikabarkan telah ditemukan dengan panjang 9 meter. Semua jenis ikan gergaji tergolong hewan terancam punah.
Ciri khas dari ikan gergaji ini adalah rostum atau moncongnya yg seperti gergaji. Rostumnya yang merupakan tulang rawan diselimuti pori yg sensitif pada gerakan dan listrik untuk mendeteksi pegerakan dan detak jantung mangsa dimana. Ini juga bisa mereka gunakan untuk menggali udang yg terkubur atau melukai makanannya. Ikan gergaji juga diketahui mempertahankan dirinya dengan rostum dari musuhnya seperti hiu dan penyelam. Rostum ikan gergaji memiliki "gigi" sebanyak 16-20 buah, sementara di mulutnya terdapat 80-160 buah gigi. "Gigi" yg berada di rostumnya itu bukanlah gigi sebenarnya, tapi modifikasi dari struktur mirip gigi yg disebut denticles. Rostum ini panjangnya 1/5 dari panjang tubuh ikan gergaji. Ikan ini juga memiliki sirip dada (pectoral fin) yang menyatu dengan kepala dengan sedikit lemak dan otot.
Moncong ikan gergaji
Seperti ikan bertulang rawan lain, ikan gergaji kehilangan kantung renang sehingga mereka menggunakan hati yang kaya akan minyak sebagai penggantinya. Tubuh dan kepalanya pipih dan memungkinkan mereka untuk menghabiskan waktunya berbaring di dasar laut. Seperti pari, mulut, insang, dan lubang hidung ikan gergaji berada di tubuh bagian bawah. Mulutnya kecil dan memiliki gigi berbentuk kubah yg berguna saat mereka makan meski terkadang mereka juga langsung menelan makanannya. Ikan gergaji bernapas dengan kedua spirakel yg berada di belakang matanya, mengambil sejumlah air ke insangnya. Kulitnya kasar karena dilindungi dermal denticles kecil. Tubuhnya terkadang berwarna abu-abu atau cokelat, bahkan ikan gergaji bergigi kecil (Pristis pectinata) memiliki warna hijau.
Anatomi ikan gergaji
Ikan gergaji adalah hewan nokturnal, istirahat pada siang dan mulai berburu hewan kecil air pada malam hari. Walau terlihat menyeramkan, mereka adalah hewan tenang dan tidak akan menyerang manusia bila mereka tidak diganggu.
Meski memiliki penampilan sama dg hiu gergaji, ikan gergaji bukanlah hiu gergaji atau sawshark. Ikan gergaji memiliki ukuran yg lebih besar, tidak memiliki sungut, dan insang yg berada di bagian perut. Keduanya juga memiliki habitat yg berbeda. Hiu gergaji tinggal di laut dalam, sementara ikan gergaji hidup di perairan dangkal dan berlumpur. Mereka juga bisa dijumpai di muara dan teluk dangkal, sehingga mereka bisa hidup di air tawar dan air asin. Ikan gergaji ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Atlantik dan Indo-Pasifik. 
ikan gergaji
hiu gergaji

Sabtu, 03 Juli 2010

Fosil Hidup!!!

Catatan beberapa fosil menunjukan ada beberapa yang merupakan "fosil hidup". Fosil-fosil hidup dari zaman prasejarah menggambarkan bahwa bentuk mereka masih sama dengan hewan-hewan hidup saat ini, alias tidak berevolusi! Berikut ini saya tuliskan sedikit contoh fosil hidup tersebut.

1. ERA PALEOZOIC (543-250 Juta Tahun Lalu)
Ikan Coelacanth
Umur           : 410 juta tahun lalu (Zaman Devon)
Lokasi Fosil : Australia, Inggris, Lebanon

Jumlah fosil yg ditemukan dari ikan ini sangat banyak. Awalnya, banyak yg mengklaim fosil ikan coelacanth merupakan stage peralihan hewan air ke darat. Saat itu banyak yg menilai ikan Coelacanth memiliki paru2 primitif, otak yg berkembang, dan siripnya merupakan setengah kaki. Tetapi ditemukannya hidup-hidup ikan coelacanth saat ini telah membantahkan hal tersebut. Paru2 primitif itu ternyata kantung lemak, otaknya sama dg ikan2 lainnya, dan siripnya itu adalah memang sebuah sirip utk berenang. Ikan sepanjang 130 cm ini juga pernah ditemukan nelayan di Sulawesi, tetapi hanya mampu bertahan 17 jam sebelum akhirnya mati. Coelacanth yg hidup di Indonesia adalah Coelacanth Menado, Latimeria menadoensis.
 
Nautilus
Umur           : 505 juta tahun lalu (Zaman Cambrian)
Lokasi Fosil : Libia, India, Eropa, Madagascar, California

Nautilus merupakan hewan yg termasuk dalam cepahlopoda dg ciri khas tentakel tanpa bantalan penghisap dan kepala yg menonjol dari cangkangnya. Hewan yg tidak memiliki penglihatan baik ini adalah karnivora. Mereka memakan ikan kecil dan crustacea.

Kepiting Tapal Kuda
Umur           : 540-248 juta tahun lalu (Zaman Cambrian)
Lokasi Fosil : Jerman, Kanada, Lebanon

Penemuan fosil terbarunya bahkan kepiting tapal kuda lebih tua dibandingkan trilobit yg telah punah. Tubuh kepiting tapal kuda dilindungi kulit keras. Biasanya hewan berkaki 10 ini mencari makan di dasar laut berupa cacing, molusca, crstacea, dan ikan kecil. Kepiting tapal kuda dikenal juga dg nama belangkas, kepiting ladam, mimi, atau mintuna.

Capung
Umur           : 300 juta tahun lalu (Zaman Carbon)
Lokasi Fosil : Prancis, China, Inggris, Brazil, Rusia

Salah satu capung di Zaman carbon adalah Meganeura yg berukuran monster, yaitu sebesar burung kakaktua dg bentangan sayap mencapai 1 meter. Sementara capung yg dijumpai saat Zaman Jurassic adalah capung yg ukurannya tak jauh berbeda dg capung yg sering kita temui saat ini. Seperti capung zaman sekarang, capung prasejarah juga kebanyakkan adalah menjadi mangsa dari banyak hewan seperti burung, reptil serta amfibi.

Bintang Laut
Umur           : 325 juta tahun lalu (Zaman Carbon)
Lokasi Fosil : Jerman, Inggris, Missisipi

Bintang laut adalah fosil hidup, jenis yg ditemukan saat Zaman Carbon sama persis dengan spesimen berumur 245 juta tahun, dg spesimen berusia 150 juta tahun, maupun spesimen hidup hari ini. Bintang laut merupakan hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Bintang laut tidak memiliki rangka yang mampu membantu pergerakan. Rangka mereka berfungsi sebagai perlindungan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air.

Gingko

Umur           : 270 juta tahun lalu (Zaman Permian)
Lokasi Fosil : China, Kanada, Inggris



Pakis
Umur           : 375 juta tahun lalu (Zaman Devon)
Lokasi Fosil : Kansas, Australia



2. ERA MESOZOIC (250-65 Juta Tahun Lalu)
Tuatara

Umur           : 70 juta tahun lalu (Zaman Cretaceous)
Lokasi Fosil : New Zealand, Argentina

Reptilia yg hidup menyendiri ini keluar dari liang pada malam hari untuk mencari makan. Makanan reptil yg bisa berumur mencapai 100 tahun ini berupa serangga dan hewan kecil. Seekor tuatara menyentak mangsanya dg sergapan yg ceoat dan merobek-robek dg giginya yg kuat.

Buaya

Umur           : 150 juta tahun lalu (Zaman Jurassic)
Lokasi Fosil : Asia, Maroco, Mexico, Brazil, Oregon, Rep. Dominika

Buaya telah meninggalkan banyak fosil. Tubuh binatang ini tidak ada perbedaan apapun dg rekannya yang hidup hari ini. Sejak zaman prasejarah buaya memang adalah predator ganas, bahkan mereka menyerang dinosaurus. Buaya saat itu ada yg berukukuran sampai 15 meter.

Rayap
Umur           : 100 juta tahun lalu (Zaman Cretaceous)
Lokasi Fosil : Rep. Dominika, Barremian

Fosil rayap sebenarnya telah dtemukan sejak akhir Triassic, hanya saja fosil yg ditemukan baru berupa sarangnya saja. Rayap yg bersayap merupakan rayap yg melakukan perkawinan. Rayap bersayap disebut juga laron.

Semut
Umur           : 95 juta tahun lalu (Zaman Cretaceous)
Lokasi Fosil : Brazil, Rep. Dominika, Rusia, Amerika Serikat, Afrika, Prancis

Semut ini membangun sarang yg tak jauh dg sumber makanan dan air. Semut merupakan salah satu hewan yg memiliki jumlah spesies terbanyak. Semut yg bersayap merupakan semut jantan atau betina (semut yg melakukan perkawinan), sementara semut yg tak bersayap adalah semut pekerja (betina yg tak kawin). Bentuknya yang dari fosil amber sama percis dg semut-semut masa kini.

Platypus
Umur           : 120 juta tahun lalu (Zaman Cretaceous)
Lokasi Fosil : Australia, Argentina

Platypus adalah mamalia bertelur. Mereka adalah perenang handal karena memiliki kaki yg berselaput serta ekor yg kuat. Mereka mencari makan di dalam air dg menggunakan paruhnya yg juga berfungsi sbg sensor yg sensitif.

Cycad
Umur           : 245 juta tahun lalu (Zaman Triassic)
Lokasi Fosil : Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, China, Jepang


Oak
Umur           : 145 juta tahun lalu (Zaman Cretaceous)
Lokasi Fosil : California, Australia, Prancis, Hungaria



Araucaria 

Umur           : 210 juta tahun lalu (Zaman Jurassic)
Lokasi Fosil : Argentina


3. ERA CENOZOIC 65 Juta Tahun Lalu-Sekarang)
Kumbang Penyelam

Umur           : 11 ribu juta tahun lalu (Kala Pleistocene)
Lokasi Fosil : California

Kumbang penyelam memiliki tungkai belakang yg dpt mendayung dg cepat. Mereka dikategorikan serangga bawah air tercepat. Biasanya kumbang penyelam akan terbang berpindah-pindah kolam. Baik larva ataupun yg sudah dewasa, keduanya merupakan karnivora.

Hiu Putih
Umur           : 25 juta tahun lalu (Kala Oligocene)

Lokasi Fosil : Amerika Selatan, Amerika Utara, Eropa, Afrika, Australia, Jepang, Selandia Baru, Jamaica
Fosil hiu putih yg ditemukan adalah berupa gigi dan tulang belakang. Hiu putih sejak dahulu juga merupakan predator ganas, mereka bahkan bisa menyerang paus karena ukurannya yg sangat besar, 3 kali lebih besar dari hiu putih yg hidup saat ini.

Maple
Umur         : 48 juta tahun lalu (Kala Eocene)
Lokasi Fosil : Inggris, Asia Barat 

Ikan Predator Terbesar Sepanjang Sejarah

Hiu putih besar (Carcharodon carcharias) merupakan ikan predator teratas dan merupakan salah satu pemangsa ganas di lautan. Hiu putih memiliki panjang rata-rata 4-7 m, sementara hiu putih terpanjang yg ditemukan adalah sepanjang 11 meteran. Sejarah mencatat hiu putih telah ada di bumi ini sejak zaman prasejarah. Fosil gigi yg berukuran sebesar plang rambu lalu lintas menunjukkan hewan itu berukuran lebih besar dari hiu putih yg hidup saat ini.
fosil gigi Megalodon

Hiu putih prasejarah itu diyakini sebagai spesies yg berbeda dg yg hidup saat ini, kemudian ilmuwan pun memberi nama Megalodon (Charcharodon megalodon). Hiu yg hidup pd periode Oligocene hingga Pleistocene (25-1,5 juta tahun lalu) itu merupakan ikan pemangsa yg paling besar dan terkuat yg pernah ada. Nama megalodon berasal dr bahasa Yunani yg artinya "gigi besar".

Kebanyakkan ilmuwan menyebutkan megalodon memiliki panjang 18-20,3 m, tetapi pada 1994 seorang biologis lautan, Patrick J. Shembri, mengklaim panjang maksimum mereka bis mencapai 25 meter. Panjang megalodon ini jauh lebih besar daripada ikan terbesar saat ini, hiu paus (Rhicodon typus). Para ilmuwan mengatakan bahwa mereka adalah hiu putih dg versi yg lebih gemuk dan besar. Bukit fosil menunjukan bahwa mereka hidup tersebar di seluruh lautan. 

  perbandingan megalodon
Megalodon merupakan predator super, bekas gigitan yg memfosil menyatakan bahwa mereka memangsa bahkan hewan laut besar lainnya seperti cetacea (paus dan lumba-lumba). 
megalodon menyerang seekor paus

Penggalian
Fosil gigi berbentuk segitiga kerap kali ditemkan di formasi rocky, dan saat itu diyakini ini merupakan bagian dari ular dan naga. Baru pada tahun 1667 Nicolaus Steno membenarkan bahwa fosil itu merupakan gigi hiu purba. Dia menuliskan penemuannya itu dalam sebuah buku, The Head of a Shark Dissected. Pada 1835 seorang naturalis, Louis Agassiz memberi nama saintifik Carcharodon megalodon pada hiu purba itu.

Selain gigi, ditemukan juga fosil tulang belakang, dimana salah satu ruas tulang belakang megalodon diameternya lebih dari 225 mm, dan merupakan ukuran terbesar dalam spesies hiu yg telah diketahui. Fosilnya ditemukan di berbagai tempat di Bumi, diantaranya Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia, Afrika, Jepang, Selandia Baru, dan India

Kekuatan Gigitan
Pada tahun 2008, tim ilmuwan yg di pimpin oleh Stephen Wroe melakukan eksperimen untuk mengukur kekuatan rahang dari megalodon. Hasilnya mereka mampu melakukan gigitan dg sebesar 182000 newton (N). Ini artinya kekuatannya 10 kali lebih kuat daripada hiu putih besar. dan 5 kali lebih kuat daripada T-rex.


rahang megalodon

Asteroid


Asteroid merupakan benda-benda kecil angkasa yg berada di dalam daerah antara orbit Mars dan Jupiter. Antara orbit Mars dan Jupiter terdapat suatu daerah yg sangat luas. Asteroid memiliki ukuran garis tengah lebih kecil dari 1000 km. Sampai saat ini telah ditemukan lebih dari 100 ribu asteroid dg bentuk yg berbeda-beda. Pada awalnya org menyebut asteroid ini sebagai planet, tetapi karena ukurannya jauh lebih kecil dari planet dan benda-benda ini sangat banyak jumlahnya, sehingga astroid disebut juga planetoid (planet kecil).


Sampai tahun 1987 dari sekitar 100 ribu buah asteroid, baru sekitar 3500 yg sudah tercatat (diberi nama) dan Ceres adalah asteroid terbesar dari yg telah ditemukan. Orbit beberapa asteroid ini terkadang memanjang di luar ruang Mars-Jupiter. Jika massa seluruh asteroid ini digabung, maka massa gabungannya tidak melebihi massa sebuah planet.
asteroid ceres

Sejarah
Sebelum tahun 1800, para astronom merasa heran karena jarak antara lintasan Mars dan Jupiter sangat jauh. Mereka menduga ruangan di antara kedua planet tersebut terdapat lintasan sebuah planet yg belum diketahui. Oleh karena sinarnya sangat lemah, benda langit itu tak bisa dilihat dg mata telanjang. Maka para astronom pun menyelidikinya.


Pada suatu malam tanggal 1 Januari 1801, Guiseppi Piazzi, seorang ahli astronomi asal Italia, menemukan sebuah titik cahaya yg berpindah-pindah tempat di sekitar lintasan Mars dan Jupiter. Piazzi menduga titik cahaya itu berasal dari sebuah komet. Namuun, astronom lainnya, Johann Elert Bode, mengatakan benda itu sebuah planet kecil. Diketahui benda langit itu memiliki diameter 770 km. Karena belum diketahui jenisnya, para astronom menamai benda langit itu dg sebutan Ceres, yg diambil dr nama dewi pertanian bangsa Romawi.










Guiseppi Piazzi











Johann Elert Bode

Penelitian selanjutnya berhasil menemukan ukuran garis tengah Ceres hanya 750 km, jauh lebih kecil dari kuran sebuah planet yg garis tengahnya bisa mencapai belasan ribu km. Dg ukuran diameternya yg sekecil itu, kemudian para astronom berpendapat bahwa benda ini jumlahnya sangat banyak. Pendapat iit terbkti beberapa tahun berikutnya dg ditemukannya 3 buah benda yg serupa hanya ukurannya lebih kecil dari Ceres. Kemudian benda-benda langit itu diberi nama Vesta, Juno, dan Pallas.


Asteroid Terjauh
Pada 1977 para astronom menemukan asteroid pertama yg memiliki orbit sangat eliptik dg periode 50 tahun, letaknya berada di antara Saturnus dan Uranus. Ini adalah asteroid paling jauh yg dikenal dan diberi nama, Chiron. Chiron termasuk asteroid yg kecil (garis tengahnya lebih kecil dari 200 mil). Sebab orbitnya yg eliptik, maka pada akhirnya Chiron mungkin akan bertabrakan dg salah satu planet atau tersingkir dari tata surya.

letak asteroid chiron

 

Asal Mula Terbentuk

Asal muasal terbentuknya asteroid ini tidak diketahui secra pasti. Sebuah teori mengatakan bahwa dahulu ada sebuah planet yg pecah berantakan karena sebab yg tidak diketahui. Namun hasil penyelidikan berikutna membuat teori ini semakin tidak bisa dipertahankan lagi. Yg lebih mngkin adalah bahwa di daerah ini dahulu terdapat beberapa planet kecil yg saling berbenturan sehinga terpecah-pecah menjadi banyak asteroid kecil.


 

Es Pada Asteroid Kuak Asal Usul Air di Bumi
Untuk pertama kalinya, air, lapisan es tipis, dan molekul-molekul organik telah terdeteksi pada asteroid. Penemuan ini memang masuk akal bila dilihat dari sebuah teori yang menunjukkan bahwa kehidupan di bumi dan air yang tiba melalui serangan asteroid. Materi organik dan kandungan es yang ditemukan pada permukaan asteroid menguak misteri asal muasal air di Bumi.

Para peneliti di University of Central Florida menemukan lapisan es tipis (bentuknya mirip lembaran film tipis), air dan molekul organik pada permukaan 24 Themis, yaitu salah satu dari ratusan  bebatuan luar angkasa di sabuk asteroid yg mengorbit antara Mars dan Jupiter. Mereka terkejut dg temuan es dan senyawa berbasis karbon merata pada 24 Themis. Lebih khusus, penemuan es terutama yang tidak terduga, karena asteroid diyakini terlalu hangat untuk mempertahankannya. Menurutnya, asteroid seperti ini mungkin telah menghantam Bumi dan membawa air pada Bumi.

Dalam penelitiannya, para astronom menggunakan fasilitas teleskop infrared NASA di Hawaii untuk menganalisa cahaya matahari yang memantul dari bebatuan. Mereka menemukan pertanda yang sama dengan air beku, sama seperti materi organik. Mereka juga mengukur intensitas cahaya 24 Themis disajikan secara diputar, yang menunjukkan susunan permukaan asteroid.

Materi organik terdeteksi nampak begitu kompleks, berupa rantai molekul yang sangat panjang. Menurut para astronom ini bisa menjadi petunjuk dalam menggali jawaban teka teki darimana air di Bumi ini berasal. Temuan es di permukaan asteroid benar-benar merupakan satu kejutan yang diharapkan akan berkembang menjadi pembuka jalan mengetahui hal besar lainnya mengenai Bumi.

Para peneliti berencana untuk memeriksa beberapa hipotesis untuk menjelaskan keberadaan es. Menurut mereka, mungkin yang paling menjanjikan adalah kemungkinan bahwa 24 Themis mungkin es telah diawetkandi pada lapisan tanah, atau hanya berada di bawah permukaan.

Burung Hidup Di Zaman Dinosaurus

Selama Era Mesozoic, tidak hanya dinosaurus saja yang berada di bumi. Bukti fosil menunjukan bahwa burung hidup bersama dengan dinosaurus. Bahkan, salah satu fosil burung tertua yang terkenal, Archaeopteryx, hidup jauh lebih awal daripada dinosaurus theropoda. Burung prasejarah kebanyakkan memiliki cakar di sayap dan terdapat gigi di paruh mereka. Berikut ini saya tuliskan beberapa contohnya.

Archaeopteryx
Arti Nama  : "sayap kuno"
Ukuran       : panjang 30 cm
Usia           : Jurassic (150-140 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Solnhofen Limestone, Jerman
Salah satu burung tertua yang cukup terkenal. Penemuan pertamanya berawal dari sebuah fosil bulu pada tahun 1860 yang dipublikasikan setahun kemudian oleh C.E Hermann. Tak lama, pada tahun 1861 ditemukan kerangka fosil pertama Archaeopteryx dengan spesies A. london. Ditahun-tahun berikutnya ditemukan fosil Archaeopteryx lain dan diantaranya fosil lengkap pada 1861. Duplikat fosilnya terdapat di Museum Geologi Bandung.

Archaeopteryx adalah satu spesies burung dengan beberapa fitur yang berbeda dari spesies modern hari ini, seperti cakar pada sayap, gigi di mulutnya, serta ekor yang panjang.  Dari banyak riset tentang anatomi tubuhnya, jelas Archaeopteryx adalah burung sejati. Archaeopteryx merupakan burung terbang dan suka bertengger di pohon. Mereka memakan serangga dan hewan kecil lainnya.


Confuciusornis
Arti Nama  : "burung Confucius"
Ukuran       : panjang 20,7 cm lebar sayap 170 cm
Usia           : Jurassic-Cretaceous (161-110 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Yixian, Jiufotang, dan Chaomidianzi, China
Burung ini berasal dari akhir Jurassic, sebab pada fosilnya terdapat lapisan batuan Jurassic  akhir  yang malah digolongkan Cretaceous. Bahkan, jurnal ilmiah Prancis, Science et Vie membuat komentar berikut mengenai burung ini, "Menurut pemeriksaan palaeontolog Cina dan Amerika pada fosil ini, mereka sepakat atas penemuan kelas pertama. Burung ini berusia sekitar 157 juta tahun atau lebih, usianya lebih tua daripada Archaopeteryx.” (Jean Philippe Noel, "Les Oiseaux de la Discorde," Science et Vie, No. 961, October 1997, p. 83.).


Fosil burung ini pertama kali dipaparkan oleh Hou Lianhai dan Zhonghe Zhou dari Institut Paleontologi Vertebrata. Total telah ditemukan lebih dari 1000 fosil spesimen genus burung Confuciusornis ini. Banyak fosil burung ini telah ditemukan, dan menunjukkan mereka  terbang dalam kelompok.

Jelas  Confuciusornis adalah burung yang memiliki banyak kesaaman dengan burung saat ini. Fitur burung modern pada burung ini telah ditemukan, diantaranya bulu asimetris yang indah, struktur pygostyle guna mendukung adanya bulu ekor, tulang dada, serta sayap dan paruh yang semuanya sangat identik dengan burung modern sekarang ini. Beberapa fosil menunjukan detil ekor panjang seperti Cendrawasih, dan yang jantan memiliki bulu yang lebih menarik dibandingkan yang betina. Struktur rangka secara keseluruhan identik dengan burung modern saat ini, hanya cakar pada sayapnya menjadikan berbeda dengan burung hari ini. Confuciusornis hidup pada periode yang sama dengan Archaeopteryx, bahkan lebih awal, namun mereka memiliki fitur burung modern lebih lengkap.


Shenqiornis mengi
Arti Nama    : “burung Meng Shenzou tujuh"
Ukuran        : panjang 40 cm
Usia             : Jurassic-Cretaceous (161-125 juta tahun)
Lokasi         :  Qiaotou Formation (Formasi Huajiying), China
Fosil burung ini diteliti oleh Wang pada tahun 2010. Shenqiornis memiliki kepala dengan postorbital kuat. Gigi pada burung ini relatif kecil, kuat dan sedikit melengkung, mengindikasikan mereka adalah karnivora, memangsa serangga atau udang kecil.


Dalianraptor cuhe
Arti Nama    : “pencuri dalian"
Ukuran        : panjang 50-55 cm
Usia             : Jurassic-Cretaceous (145-99 juta tahun)
Lokasi         : Formasi Jiutotang, China
Dalianraptor diterbitkan oleh Gao dan Liu pada tahun 2005. Dalam fosilnya terlihat bulu pada ekor panjangnya, namun bulu sayapnya tidak terawetkan. Burung ini disebut mirip dengan Jeholornis, hanya saja Dalianraptor memiliki jari tangan ke-1 yang lebih panjang dan ukuran sayap yang lebih pendek. Diduga mereka adalah burung tanah pemakan daging.

Yanornis martini
Arti Nama    : “burung Yan"
Ukuran        : panjang 30 cm
Usia             : Jurassic-Cretaceous (150-120 juta tahun)
Lokasi         : Formasi Jiutotang, China
Yanornis adalah salah satu burung yang dirakit dalam fosil hoax 'archaeoraptor'. Yanornis memiliki 10 gigi di rahang atas dan 20 gigi di rahang bawah. Burung seukuran ayam ini hidup di wilayah perairan dan diperkirakan mereka adalah pemakan ikan, ini berdasarkan bentuk paruh dan juga diketahui terdapat bangkai ikan di dalam fosil perutnya.


Otogornis genghisi
Arti Nama    : “burung Etuoke Genghis"
Ukuran         : tidak diketahui
Usia             : Jurassic-Cretaceous (145-99 juta tahun)
Lokasi         : Etuokeqi Charles Chubb, Mongolia

Fosil burung Otogornis kurang terawetkan dengan baik yaitu berupa kerangka tungkai depan dan bahunya saja. Dalam penggalian fosilnya di Etuokeqi, ditemukan fosil burung lainnya, Cathayornis, dan beberapa fosil jejak kaki burung yang masih misterius.


Changchengornis hengdaoziensis
Arti Nama    : “burung tembok besar"
Ukuran        : panjang 20 cm
Usia             : Jurassic-Cretaceous (145-125 juta tahun)
Lokasi         : Formasi Yixian dan Chaomidianzi, China

Masih satu famili dengan Confuciusornis dan juga hidup satu masa dengannya, tetapi burung ini memiliki paruh lebih pendek dan berkait, menandakan mereka adalah burung karnivora. Selain itu mereka tidak memiliki gigi. Ada dua bulu ekor panjang seperti pita seperti Confuciusornis.


Jibeinia luanhera
Arti Nama    : “Hebei Dari Utara"
Ukuran        : panjang 11,5 cm
Usia             : Cretaceous (140-125 juta tahun)
Lokasi         : Formasi Yixian dan Formasi Huajiying, China
Jibeinia merupakan burung bergigi yang pertama kali disebutkan dalam sebuah buku yang diterbutkan pada 1997 oleh Hou. Fosil yang cukup lengkap memberikan petunjuk bahwa mereka adalah burung terbang dan suka bertengger. Pada tahun 2004, Zhang menemukan spesimen lain di Formasi Huajiying yang kemudian itu dianggap sama dengan fosil Jibeinia yang ada sebelumnya. Fosil yang berasal dari Formasi Yixian bahkan berusia lebih dari 140 juta tahun.


Wellnhoferia grandis
Arti Nama  : "untuk Wellnhofer"
Ukuran       : panjang 45-50 cm
Usia           : Jurassic (155-150 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Solnhofen Limestone, Jerman
Kerangka fosil Wellnhoferia ditemukan di Eichstatt, Jerman pada tahun 1960an dan pada 1988 fosil ini baru diberi nama oleh Wellnhofer. Sempat salah dikira hewan ini adalah Compsognathus. Wellnhoferia masih satu famili dengan Archaeopteryx, dengan fitur sayap cakar, gigi, serta ekor panjang, hanya saja Wellnhoferia memiliki ekor serta jari kaki keempat yang lebih pendek dibandingkan dengan Archaeopteryx.


Sinornis santensis
Arti Nama     : “burung China tiga pagoda"
Ukuran         : panjang 14-24 cm
Usia              : Cretaceous (140-100 juta tahun)
Lokasi          : Formasi Jiufotang, China

Nama fosilnya diberikan oleh seorang paleontologis asal Amerika, Rao Chenggang. Fosil seukuran burung gereja ini memiliki struktur burung modern seperti sternum besar, pygostyle, dan tulang hallux yang terbalik. Burung ini memiliki tulang-tulang yang tipis, sehingga bobot tubuh ringan. Burung Sinonrnis memiliki bulu-bulu terbang yang aeordinamis. Ini menjadikan bukti bahwa mereka adalah burung bertengger dan mampu terbang. Namun seperti kebanyakkan burung prasejarah, mereka juga memiliki rahang bergigi dan cakar pada sayapnya.


Proornis coreae
Arti Nama  : “burung Korea sebelumnya”
Ukuran      : tidak diketahui
Usia          : Jurassic-Cretaceous (145-99 juta tahun)
Lokasi       : Sinuiju Series of P'yongan Pukdo, Korea Utara
Fosil Proornis ditemukan pada tahun 1993 oleh seorang pria bernama Lim, dan setahun kemudian salah satu majalah Korea Utara menerbitkan artikel berjudul "Archaeopteryx Dari Korea Utara". Fosilnya terdiri dari bagian-bagian yang berantakan yaitu tulang tengkorak, tulang leher, sayap, dan bulu. Tulang metakarpalnya menyerupai bentuk Archaeopteryx, ukurannya lebih panjang daripada Confuciusornis, tapi lebih pendek daripada Changcengornis. Spesimen ini ditemukan pada tahun 1993 dan dipublikasikan pertama kali melalui foto-foto dalam pers terkenal di korea. Fosilnya diberi nama "Proornis" pada tahun 1996 oleh Lim vide Pak dan Kim. Mereka masih dalam satu keluarga dengan Archaeopteryx, namun ada juga yang berpendapat mereka adalah anggota keluarga Confuciusornis.



Cuspirostrisornis houi
Arti Nama : “burung moncong lancip”
Ukuran     : panjang 14 cm
Usia          : Jurassic-Cretaceous (144-127 juta tahun)
Lokasi      : Formasi Jiufotang, China

Burung Cuspirostrisornis memiliki sayap besar, paruh besar dengan rahang yang dipenuhi gigi seperti kebanyakkan burung prasejarah. Mereka adalah burung arboreal.


Eoconfuciusornis zhengi
Arti Nama  : "burung Confucius awal"
Ukuran      : panjang 40 cm, lebar sayap 12,5 cm
Usia          : Cretaceous (136-125 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Dabeigou, China
 
Adalah paleontolog asal China dan Inggris yang menggali fosil burung ini di Provinsi Hebei, China. Fosil Eoconfuciusornis sangat baik dan meninggakan detil yang cukup jelas. Burung di Era Mesozoic ini memiliki tidak memiliki gigi di paruhnya. Selain itu mereka memiliki bulu ekor pygostyle serta memiliki struktur paruh dan sayapnya seperti burung saat ini. Warna cokelat dan hitam yang tercetak di dalam fosil kemungkinan itu adalah warna aslinya.


Liaoningornis longidigitris
Arti Nama  : "burung Liaoning"
Ukuran      : panjang 13 cm
Usia          : Jurassic-Cretaceous (142-137 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Yixian, China
Fosil Liaoningornis pertama kali ditemukan pada bulan November 1996, kemudian diumumkan oleh ahli burung Lianhin Hou, LD Martin, dan Alan Feduccia dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Science Magazine. Liaoningornis memiliki tulang dada yang juga ditemukan pada burung modern guna melekatnya otot-otot penerbangan. Burung terbang yang hidup bertengger di pepohonan ini hampir sama dengan burung modern dalam hal yang lain juga. Satu perbedaan dengan burung modern saat ini adalah adalah gigi dalam mulutnya. Analisis majalah Discover oleh Alan Feduccia menyatakan penemuan Liaoningornis membuat keraguan dinosaurus adalah asal-usul burung. Dalam sebuah artikel di majalah Discover  tertulis, "Kapan burung ada? Fosil ini (Liaoningornis) menunjukkan bahwa mereka bukan dinosaurus."


Liaoxiornis delicatus
Arti Nama  : "burung dari Liaoning barat"
Ukuran      : panjang 7-13 cm
Usia          : Jurassic-Cretaceous (150-125 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Yixian, China

Burung Liaoxiornis dipaparkan oleh Hou dan Chen pada tahun 1999. Ada tampilan bulu gelap di bagian belakang kepala dan leher, serta di bawah sayap kanan dan di bagian bawah tubuhnya. Burung ini memiliki dua gigi tajam kecil di ujung paruhnya, serta cakar pada ujung-ujung sayapnya.


Gallornis straeleni

Arti Nama  : "burung Prancis"
Usia          : Jurassic-Cretaceous (145-130 juta tahun)
Lokasi       : Yonne Auxerre, Prancis

Gallornis adalah termasuk burung modern, dan fosil mereka tercatat sebagai flamingo yang tertua dengan khas jenjang kaki yang tinggi dan paruh panjang.


Yixianornis grabaui
Arti Nama  : "burung Yixian"
Ukuran      : panjang 20 cm
Usia          : Cretaceous (140-120 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Jiufotang, China

Burung ini memiliki gigi pendek, tulang ekor pendek, dan tulang rusuk yang ramping. Bentuk tungkai depannya menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan terbang yang kuat. Struktur tulang pada burung ini dengan burung masa kini tidak memiliki perbedaan yang signifikan, kecuali fitur unik seperti gigi di rahangnya serta cakar di sayapnya.


Anchiornis huxleyi
Arti Nama    : “burung naga terlahir dekat"
Ukuran        : panjang 34 cm
Usia            : Jurassic (161-150 juta tahun)
Lokasi         : Formasi Tiaojishan, China

Fosil Anchiornis terawat sangat baik, karena masih terlihat berbagai jenis bulu yang menutupi seluruh tubuhnya, termasuk kakinya. Bulu halus menutupi hampir seluruh kepala dan leher, dada, kaki bagian atas, dan sebagian ekornya. Sementara bulu kontur menutupi bagian kedua kakinya dan bahkan hingga jari kaki. Bulu-bulunya yang simetris menandakan mereka bukanlah burung terbang. Penelitan lanjut menjelaskan kemungkinan mereka memiliki warna dominan gelap, yaitu abu-abu dan hitam. Anchiornis masih termasuk keluarga Archaeopteryx.


Protoavis texensis
Arti Nama  : "burung pertama dari Texas"
Ukuran      : tinggi sekitar 35 cm, berat kurang dari 350 g
Usia          : Triassic (225 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Dockum, Texas Barat, AS


Paleontolog, Sankar Chatterjee dan rekan-rekannya dari Texas Tech University, menyebutkan fosil temuannya yang berasal dari Zaman Triassic ini adalah burung sejati seukuran gagak. Fosil yang pertama kali di umumkan dalam sebuah paper di majalah Nature pada 1986 itu sangat identik dengan burung modern, bahkan lebih "maju" dibandingkan Archaeopteryx. Mereka juga 75 juta tahun lebih tua dari Archaeopteryx. Meski tidak lengkap, kerangka fosil yang ada menunjukan adalah milik burung modern. Dari karakter besar Protoavis, jelas bahwa Protoavis memenuhi syarat sebagai burung. Misalnya, memiliki tulang berongga, quill knobs di lengan, tulang furcula, tulang dada besar, bentuk otak burung, soket mata burung, dan sendi rahang burung. Tak banyak dinosaurus yang hidup sebelum Protoavis.

Sankar Chatterjee menyebutkan, “Struktur sayap Protoavis begitu berkembang dengan baik, tak ada keraguan mereka bisa terbang. Dan tengkoraknya sepenuhnya sama dengan burung modern.”

Nicholas Hotton, seorang ahli paleontologi Amerika di University of Chicago menyatakan, “Protoavis memiliki tulang furcula berkembang dengan baik, tulang dada untuk membantu penerbangan, tulang berongga, dan tulang sayap yang panjang."


Protarchaeopteryx robusta
Arti Nama    : "awal sayap kuno"
Ukuran        : panjang 1 m, berat 4 kg
Usia            : Jurassic-Cretaceous (145-120 juta tahun)
Lokasi         : Formasi Yixian, China

Ahli burung Larry Martin dan Alan Feduccia meyakini mereka adalah burung tanah yang tak mampu terbang, layaknya burung unta. Di dalam fosilnya terdapat batu gastrolit, artinya mereka menelan batu-batu untuk membantu pencernaan, seperti apa yang dilakukan burung saat ini. Fosil Protarchaeopteryx tidak dijumpai ciri unik dinosaurus, melainkan ciri burung seperti bentuk bulu  simetris, ekor pendek ber-pygostyle dengan tampilan bulu kipas, bulu yang melekat pada sayap, tulang berongga, gigi burung purba, serta kebiasaan menelas batu. Protarchaeopteryx yang masih satu keluarga dengan Archaeopteryx ini diyakini adalah pelari cepat.



Jejak Kaki Gruipeda dominguensis
Usia          : Triassic (212 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Santa Domingo, Argentina

Pada tahun 2002, tim geologi Argentina mempublikasikan temuan fosil jejak kaki burung. Fosil dari bebatuan Formasi Santa Domingo, barat laut Argentina ini keseluruhan jelas milik burung modern, dimana bentuknya sama yaitu jari ramping, yang bersudut lebar antara jari ke-2 dan ke-4, dan tulang hallux yang berlawanan. Fosil dari akhir Triassic ini ditemukan Ricardo N. Melchor, Silvina de Valais, dan Jorge F. Genise. Burung yang diberi nama Gruipeda ini memperjelas bahwa burung sudah ada sejak Zaman Triassic.

Ricardo Melchor meneliti jejak kaki burung triassic

Ricardo Melchor dari mengatakan, "Fitur pertama dan paling mencolok dari jejak kaki fosil ini adalah kesamaan secara keseluruhan dengan jejak burung modern. Pada kaki burung, tulang hallux mengarah ke belakang, dimana salah satu keuntungannya adalah memungkinkan untuk bertengger. Jejak dari hallux dari Triassic akhir ini karakter burung yang jelas sama."

Tim dari Argentina menyebutkan hallux pada burung ini kemungkinan tidak disesuaikan untuk bertengger di pohon, mereka adalah burung semacam camar. Namun yang paling penting, tim Argentina memiliki bukti bahwa burung ini adalah burung terbang. Tim Argentina mengatakan bahwa tanda perpindahan dari hallux yang bisa kita lihat dalam beberapa jejak kaki ini adalah bukti sebuah pendaratan, mereka memiliki kemampuan terbang.


Jejak Kaki Roadrunner China
Usia          : Cretaceous (120 juta tahun)
Lokasi       : Shangdong, China
Roadrunner (Geococcyx californianus) yang hidup di AS dan Meksiko ternyata ditemukan jejak fosilnya sejak 120 juta silam. Fosil jejak lari zygodactyl yang diberi nama Shandongornipes muxiai ini sangat identik dengan burung roadrunner.


Wyleyia valdensis
Arti Nama  : “untuk Wyley”
Usia          : Cretaceous (140-136 juta tahun)
Lokasi       : Weald Clay, Sussex, Inggris
Wyleyia adalah burung prasejarah yang paparkan oleh Harrison dan Walker pada tahun 1973 berdasarkan fosil tunggal bagian tulang humerus saja. Penemu fosil ini, J.G Wyley, kemudian memberi nama fosil ini. Kemungkinan mereka burung kecil yang memakan serangga atau biji-bijian.


Eoenantiornis buhleri ​​
Arti Nama  : "Enantiornis awal"
Ukuran      : panjang 10 cm, lebar sayap 12,5 cm
Usia          : Jurassic-Cretaceous (146-121 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Yixian, China


Burung Eoenantiornis tak jauh mirip dengan burung saat ini hanya saja mereka memiliki paruh bergigi dan cakar pada sayap mereka, dimana cakar sayapnya lebih besar daripada cakar di kaki. Makanannya adalah serangga dan biji-bijian.


Boluochia zhengi
Arti Nama    : “Burung Cheng Polo Merah"
Ukuran        : panjang 17 cm
Usia            : Cretaceous (128-120 juta tahun)
Lokasi         : Formasi Jiufotang, China

Fosilnya ditemukan oleh ahli burung, Zhou, pada tahun 1990, kemudian dijelaskan dan diberi nama Bolouchia zhengi pada tahun 1995. Burung ini memiliki tulang pygostyle yang lebih panjang daripada tulang tarsus. Terdapat sejumlah gigi tajam di rahang atasnya dan juga paruh khas burung raptor, yang menandakan mereka adalah burung pemangsa sejati.


Protopteryx fengningensis
Arti Nama  : "sayap pertama"
Ukuran      : panjang 12 cm
Usia          : Cretaceous (130-120 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Huajiying, China

Burung kecil ini jelas mampu terbang. Itu tercakup dalam bulu panjang dan memiliki tulang panggul yang bisa membantu penerbangan. Tulang panggul ini ditemukan pada banyak burung penerbang sangat baik seperti elang dan variasi burung bertengger. Selain itu, pada cakar sayapnya terdapat alula, sebuah struktur bulu yang terdapat pada burung saat ini. Ada beberapa ilmuwan yang berpendapat bahwa mereka berasal dari 140 juta tahun lalu.


Shenzhouraptor sinensis
Arti Nama   : "burung Shenzou China"
Ukuran       : panjang 80 cm
Usia           : Jurassic-Cretaceous (140 juta tahun)
Lokasi        : Formasi Yixian dan Juifotang, China

Shenzouraptor tidak memiliki gigi namun mereka memiliki ekor sepanjang 45 cm, dada berbentuk U, sayap panjang, dan bulu. Shenzouraptor yang ditemukan pada tahun 2002 itu sangat mirip dengan Archaeopteryx hanya saja ekor mereka lebih panjang daripada ekor Archaeopteryx. Dilihat dari bahu, panggul, dada, tulang dada, kaki, bentuk rangka, serta bulu-bulunya, jelas mereka adalah burung terbang. Burung ini adalah pemakan biji-bijian.


Jeholornis prima
Arti Nama  : "burung Jehol"
Ukuran      : panjang 75 cm
Usia          : Cretaceous (140-125 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Juifotang, China

Peneliti Zhonghe Fucheng Zhou dan Zhang dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing, Cina, menyebut nama "Jeholornis" pada fosil ini. Jeholornis punya ekor panjang, cakar di sayap, dan juga memiliki sedikit gigi kecil pada bagian rahang bawahnya saja. Burung yang seukuran dengan kalkun ini memiliki struktur bulu yang asimetris seperti burung terbang saat ini. Jeholornis adalah pemakan biji bijian dan ikan.


Vegavis iaai

Arti Nama  : “burung Pulau Vega"
Usia          : Cretaceous (70-65 juta tahun)
Lokasi       : Formasi López de Bertodano, Antartika


Vegavis merupakan burung modern akuatik, dan sangat identik dengan bebek dan angsa masa kini. Spesimen fosil Vegavis dipegang oleh Museo de La Plata, Argentina. Fosilnya ditemukan pada tahun 1992 di Pulau Vega, Antartika, dan baru dipaparkan sebagai spesies baru burung pada 2005. Ditemukannya Vegavis semakin menegaskan bahwa memang burung-burung modern hidup selama dinosaurus ada.


Iberomesornis romerali
Arti Nama  : "burung menengah Spanyol"
Ukuran      : panjang tubuh 10-20 cm, lebar sayap 10-15 cm, berat 20 gram
Usia          : Cretaceous (137-113 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Las Hoyas, Provinsi Cuenca, Spanyol

Fosilnya ditemukan pada tahun 1985. Burung yang seukuran burung gereja ini memiliki struktur pygostyle yang juga ditemukan seperti burung masa kini. Sayangnya, burung ini tak ditemukan tengkoraknya sehingga tidak diketahui pasti makanannya apa.


Eoalulavis hoyasi

Art Nama   : "burung kuno dengan alula"
Usia          : Cretaceous (130-115 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Calizas de Huérgina, Las Hoyas region, Cuenca, Spanyol


Struktur sayap Eoalulavis sama seperti burung terbang modern masa kini. Eoalulavis memiliki alula, yaitu sekumpulan bulu di sisi depan sayap. Dengan gerakan kecil susunan ini, lintasan udara di atas sayap dapat diubah dengan pasti, sehinga mereka dapat mengatur kestabilan saat terbang. Fosil menggambarkan mereka memiliki tulang ekor panjang dengan bulu ekor panjang.


Sapeornis chaoyangensis
Arti Nama  : "burung Sape"
Ukuran      : panjang 30-33 cm (tanpa panjang ekor)
Usia          : Jurassic-Cretaceous (150-110 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Jiufotang, China

Fosilnya ditemukan di formasi batu Jiufotang dekat Chaoyang dan beberapa fosil hampir lengkap telah ditemukan. Burung yang memiliki 3 jari di sayapnya dan ekor yang relatif panjang ini memiliki tulang dada yang artinya mereka adalah burung terbang. Karena mereka herbivora pemakan biji dan buah, diduga mereka akan menelan gastrolit, guna melunakkan makanan di dalam pencernaan.


Gansus yumenensis
Arti Nama  : "keberanian Yumen di Gansu"
Ukuran      : panjang 30 cm
Usia          : Cretaceous (140-105 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Xiagou, China

Gansus ditemukan dalam bentuk fosil kaki tunggal pada tahun 1981. Penemuan fosil Gansus lainnya menunjukkan bahwa mereka ada yang hidup pada 150-130 juta tahun, satu masa dengan Archaepteryx. Gansus adalah salah satu ornithuran tertua. Mereka adalah burung akuatik terbang. Lima fosil 2003-2004 terawetkan dengan baik, terdapat cetakan dekarbonisasi bulu asimetris yang indah sebagai bukti burung terbang, serta kerangka yang jelas cocok untuk menyelam seperti burung grebe dan bebek.  Burung yang seukuran merpati ini memiliki cakar pada sayap serta paruh yang bergigi.


Hesperornis
Arti nama  : "burung barat agung"
Ukuran      : panjang 150 cm
Usia          : Cretaceous (99-65 juta tahun)
Lokasi       : Rusia, Amerika Utara, Kanada

Burung air yang tidak bisa terbang ini salah satu fosilnya ditemukan oleh C. Marsh pada akhir abad ke-19. Seperti kebanyakan burung yang hidup di masa dinosaurus, Hesperornis memiliki gigi di paruhnya, artinya burung ini adalah carnivora. Kemungkinan mereka akan memakan crustacea dan molusca. Di daratan, Hesperornis diperkirakan tidak bisa bergerak leluasa seperti penguin saat ini.


Cathayornis yandica
Arti Nama    : “burung Cathay (tua)"
Ukuran        : panjang 9,6 cm
Usia            : Jurassic-Cretaceous (145-99 juta tahun)
Lokasi         : Formasi Jiufotang, China

Fosilnya ditemukan di daerah terisolasi timur laut China oleh seorang mahasiswa doktoral Zhonghe Zhou pada tahun 1990. Cathayornis adalah burung enantiornithine terlengkap yang pernah ditemukan.


Jixiangornis orientalis
Arti Nama  : “burung oriental dari Formasi Yixian”
Usia           : Cretaceous (140 juta tahun)
Lokasi        : Formasi Yixian, China


Jixiangornis adalah burung prasejarah dengan ekor panjang dengan 27 buah tulang ekor dan cakar di sayapnya, namun mereka tidak memiliki paruh di rahangnya. Sayapnya yang besar adalah petunjuk bahwa mereka adalah burung penerbang. Jixiangornis hanya diketahui dari spesimen tunggal dengan fosil lengkap yang ditemukan pada tahun 2002.


Aurornis Xui
Arti Nama  : “burung fajar Xui”

Usia          : Jurassic  (160 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Tiaojishan, China




Longipteryx chaoyangensis

Arti Nama  : “bulu panjang dari Chaoyang”
Usia          : Cretaceous  (130-120 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Jiufotang, China


Hongshanornis longicresta


Arti Nama : “burung Hongshan"
Usia         : Cretaceous (130-125 juta tahun)
Lokasi      : Formasi Yixian, China


Jurapteryx recurva
Arti Nama  : “sayap Jurassic”
Usia          : Jurassic (150 juta tahun)
Lokasi       : Jerman


Longicrusavis houi
Arti Nama  : “burung pemanjat”

Usia           : Cretaceous (133-120 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Yixian, Provinsi Liaoning,  China


Omnivoropteryx sinousaorum

Arti Nama  : “sayap omnivor”                           
Usia          : Cretaceous (140-110 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Jiufotang, China


Aberratiodontus wui
Arti Nama  : “gigi berantakan”
Usia           : Jurassic-Cretaceous (140-110 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Jiufotang, China


Jejak Kaki Aquatilavipes curriei

Usia       : Cretaceous (130 juta tahun)
Lokasi    : Canada


Jejak Kaki Tridactyl Maroko
Usia       : Jurassic (167 juta tahun)
Lokasi    : Maroko


Jejak Kaki Alaripeda

Usia          : Triassic (212 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Santo Domingo, Argentina


Noguerornis gonzalezi


Arti Nama  : “burung Sungai Noguera”
Usia          : Jurassic-Cretaceous (145-130 juta tahun)
Lokasi       : El Montsec, Spanyol


Pengornis Hui


Arti Nama  : “burung Peng”
Usia          : Cretaceous (120-110 juta tahun)
Lokasi       : Formasi Jiufotang, Cina


Ichtyornis dispar

Arti Nama  : “burung ikan”
Usia          : Cretaceous (100-82 juta tahun)
Lokasi       : Amerika Selatan


Dalingheornis liweii

Arti Nama   : “burung Dalinghe”
Usia            : Cretaceous (130-122 juta tahun)
Lokasi         : Formasi Yixian, China


Dapingfangornis sentisorhinus

Arti Nama   : "burung besar gubuk duri"
Lokasi         : Formasi Jiufotang, China
Usia            : Cretaceous (125-112 Juta Tahun)


Fosil Jejak Kaki Burung Perm dan Karbon
Usia      : Permian (290-248 juta tahun) dan Karbon (354-290 juta tahun)
Lokasi   : Pennsylvania dan New Mexico, AS
Pada tahun 1987, paleontolog Jerry MacDonald menemukan berbagai macam jejak fosil dari beberapa spesies binatang dan burung, yang terletak pada bebatuan Permian di Gunung Robledos, New Mexico. Bahkan, diantaranya ada cetakan kaki manusia. Pada tahun 1844, Dr Alfred T. King juga telah ditemukan fosil jejak kaki burung rawa di batuan Karbon, Pennsylvania.